Terus terang. kebanyakan orang jika membuat list tentang masjid terindah, selalu saja masjid-masjid modern berkubah yang masuk hitungan. Banyak masjid bersejarah yang juga indah mesti puas “tersisih” gara-gara tak memiliki kubah. Tak heran, sebab jika kita bicara tentang masjid, pasti yang pertama terbayang adalah kubahnya. Padahal aku saja yang seorang non-muslim sangat mengagumi masjid-masjid tua beratap tumpang (susun) yang sebenarnya menggambarkan bukti akulturasi sekaligus toleransi agama Islam kepada agama-agama yang berkembang di Indonesia saat itu, yaitu Hindu Buddha.
Nah, kali ini aku akan membahas masjid-masjid bersejarah yang ada di Indonesia. Ada beberapa syarat yang kutetapkan untuk membuat list ini. Pertama, masjidnya harus tua (berumur ratusan tahun), kedua bentuknya khas Indonesia, ketiga masjid itu harus unik. Berikut ini adalah beberapa di antaranya (kuurutkan dari yang tertua).
1. Masjid Agung Demak (Demak, Jawa Tengah)
Rasanya tidak mungkin membahas 10 masjid paling bersejarah tanpa Masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak adalah salah satu mesjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan pernah menjadi tempat berkumpulnya para Walisongo, penyebar agama Islam di Tanah Jawa. Pendirinya adalah Raden Patah, raja pertama dari Kesultanan Demak pada tahun 1466. Masjid Agung Demak juga telah dicalonkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO semenjak tahun 1995.
2. Masjid Panjunan (Cirebon, Jawa Barat)
Masjid Panjunan didirikan pada 1480 oleh Syarif Abdurrahman atau Pangeran Panjunan, seorang keturunan Arab yang menjadi murid Sunan Gunung Jati. Keistimewaan masjid ini adalah gapura dari batu bata merah yang memperlihatkan pengaruh Hindu dari jaman Majapahit.
Masjid ini adalah masjid tertua kedua di Cirebon setelah Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang terletak di dalam kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. Pada bagian mihrab-nya, terdapat hiasan keramik dari berbagai negara seperti Cina dan Eropa.
3. Masjid Menara Kudus (Kudus, Jawa Tengah)
Masjid Menara Kudus atau disebut juga Masjid Al Aqsa dan Masjid Al Manar dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 dengan menggunakan batu Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama. Masjid ini terletak di desa Kauman, kecamatan Kota, kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Keunikan masjid ini tak lain adalah menaranya yang menyerupai candi. Menara Kudus sendiri tingginya sekitar 18 meter dan di sekelilingnya dihias dengan piringan-piringan bergambar berjumlah 32 buah. Tak hanya menaranya, masjid ini juga memiliki gapura bergaya khas Hindu.
4. Masjid Agung Mantingan (Jepara, Jawa Tengah)
Masjid Mantingan adalah sebuah masjid kuno di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah sekitar 5 km dari kota Jepara. Masjid ini didirikan pada masa Kesultanan Demak sekitar tahun 1559-1560. Masjid ini dibangun oleh Pangeran Hadiri suami Ratu Kalinyamat sebagai pusat aktivitas penyebaran agama Islam di pesisir utara pulau Jawa.
Atap masjid bergaya Tiongkok sebab diarsiteki oleh arsitek Cina, Babah Liem Mo Han. Lantai masjid juga ditutup dengan ubin Tiongkok yang sengaja didatangkan dari Macau. Di sini juga terdapat makam yang disebut-sebut sebagai makam Syekh Siti Jenar. Karena masjid ini terletak di Jepara, tak heran terdapat banyak ukiran yang menghiasi masjid ini.
5. Masjid Sendang Duwur (Lamongan, Jawa Timur)
Tak banyak yang tahu memang dengan masjid bersejarah yang satu ini. Masjid yang terletak di Desa Sendang Duwur, Kelurahan Paciran, kabupaten Lamongan ini sekaligus menjadi makam Sunan Rahmat atau Sunan Sendang, seorang penyebar agama Islam di Jawa Timur. Masjid yang diperkirakan didirikan pada 1561 M ini memiliki keunikan, yaitu banyak dipengaruhi kebudayaan Hindu. Lihat saja bentuk gapuranya yang dijuluki “Gapura Bersayap” sebab memiliki motif sayap burung garuda yang sedang mengembang.
Berikut ini adalah detail ukiran di masjid ini.
6. Masjid Agung Banten (Banten)
Masjid ini adalah salah satu favoritku, terutama karena bentuk menaranya yang gagah dan mirip mercusuar. Masjid Agung Banten terletak di Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Masjid ini dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kesultanan Banten. Beliau juga adalah putra dari Sunan Gunung Jati.
Salah satu kekhasan masjid ini adalah atap bangunan utama yang bertumpuk lima mirip pagoda Cina. Tak heran, sebab masjid ini merupakan karya arsitek Cina yang bernama Tjek Ban Tjut. Di masjid ini juga terdapat kompleks pemakaman sultan-sultan Banten serta keluarganya.
Menara yang menjadi ciri khas Masjid Banten terletak di sebelah timur masjid. Menara ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter. Untuk mencapai ujung menara, ada 83 buah anak tangga yang harus ditapaki. Dari atas menara, akan tampak panorama hingga perairan lepas pantai. Menara ini dirancang oleh Hendick Lucasz Cardeel yang berkebangsaan Belanda.
7. Masjid Tuo Kayu Jao (Solok, Sumatera Barat)
Masjid Tuo Kayu Jao terletak di Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Masjid yang berdiri sejak tahun 1599 ini merupakan salah satu masjid tertua di Tanah Minangkabau.
8. Masjid Ganting (Padang, Sumatera Barat)
Masjid Raya Ganting (atau Gantiang dalam bahasa Minangkabau) terletak di Kelurahan Ganting, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat. Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1805, walaupun ada juga sejarawan yang menulis tahun 1700. Masjid ini tercatat sebagai masjid tertua di Padang.
Pada tahun 1910, Belanda mendirikan pabrik semen di Indarung, Padang dan membuka jalan baru melewati tanah Masjid Raya Ganting. Sebagai kompensasi, Belanda membantu mengembangkan masjid ini dan menambah bagian depan (fasad) masjid bergaya Portugis Sementara itu, etnis Cina di bawah komando Kapten Lo Chian Ko juga ikut menyumbangkan atap yang dibuat persegi delapan mirip atap vihara. Itu sebabnya masjid unik ini bergaya arsitektur campuran Nusantara, Eropa, dan Cina. Pada tahun 1942, masjid ini sempat dijadikan tempat pengungsian bagi proklamator kita Soekarno, ketika dibuang oleh Belanda.
9. Masjid Agung Sumenep (Sumenep, Madura)
Masjid Agung Sumenep atau Masjid Jamik dibangun pada pemerintahan Panembahan Somala setelah pembangunan kompleks Keraton Sumenep dengan arsitek yang sama yakni Lauw Piango, seorang berdarah Cina. Menurut catatan sejarah, pembangunan masjid dimulai pada tahun 1779. Uniknya, arsitektur bangunan masjid ini merupakan perpaduan unsur kebudayaan Tiongkok, Eropa (Portugis), Jawa, dan Madura. Masjid ini jelas salah satu masjid terindah di Indonesia.
10. Masjid Al Wustho (Solo, Jawa Tengah)
Masjid Al Wustho adalah masjid milik Keraton Mangkunegara Solo. Pendirian masjid ini diprakarsai oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyowo. Pada masa KGPAA Mangkunegara VII, dilakukan pemugaran besar-besaran masjid ini dengan bantuan seorang arsitek Prancis. Dari luar, masjid ini memang sudah tampak unik. Gapuranya sendiri berlukiskan ukiran ayat-ayat Al Quran. Dari Pura Mangkunegaran, kita cukup berjalan kaki sekitar 100 meter menuju lokasi masjid ini.
BONUS:
Masjid Bawah Tanah Taman Sari (Yogyakarta, DIY)
Masjid ini berada di kompleks situs Taman Sari, Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, keistimewaan masjid ini adalah letaknya yang berada di bawah tanah. Masjid unik ini beerbentuk melingkar dan terdiri dari dua lantai. Lantai bawah digunakan oleh jemaah wanita dan lantai atas untuk jemaah pria. Di setiap lantai dapat ditemui lubang tempat imam memimpin ibadah. Di tengah-tengah bangunan terdapat lima tangga yang saling terhubung, melambangkan 5 waktu sholat. Di bawah tangga tersebut terdapat kolam yang dulu digunakan untuk berwudu sebelum sholat, namun kini kolam tersebut tidak lagi berisi air. Uniknya lagi, bentuk bangunannya yang melingkar menjadikan suara imam akan bergema dan terdengar oleh semua jemaah sehingga tidak diperlukan pengeras suara.
Masjid Tempoe Doeloe di Jepara
Aku sempat kagum ketika menemukan lukisan masjid ini di internet, sebab bentuknya menyerupai pagoda. Sayangnya, masjid ini sekarang sudah tidak lagi. Namun bentuk masjid ini memicu munculnya sebuah teori kontroversial. Jika dalam pelajaran sejarah kita mengenal teori bahwa agama Islam disebarkan oleh pedagang dari Arab dan Gujarat (India), maka muncul teori terbaru yang menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia karena dibawa oleh para tukang bangunan Cina yang beragama Islam. Nah, kebenaran teori ini hingga sekarang masih misteri, walaupun banyak didukung bukti2 berupa gaya arsitektur masjid-masjid kuno yang menyerupai bangunan Cina.
sumber
sumber
No comments:
Post a Comment