1. Inconsistency
2. Double-Edge Sword
Anda menonton pertandingan fenomenal Chelsea melawan Aston Villa minggu lalu? Sungguh mengerikan. Delapan kali Brad Guzan harus memungut bola dari gawang dan mengebalikannya ke titik lapangan tengah. Seandainya saja Lucas Piazon sukses mengeksekusi tendangan 16 pas, maka skor akan menjadi ganjil, 9-0. Mungkin untuk itu ia sengaja gagal. Ngomong-ngomong soal ganjil, memang ada yang ganjil di tubuh The Blues. Musim ini, mereka berisikan pemain-pemain muda nan ganteng. Sebut saja Azpilicueta, Eden Hazard, Juan Mata, Fernando Torres, Oscar, dan Piazon. Mereka membuat permainan Chelsea sama sexy-nya dengan wajah-wajah mereka. Tapi apabila kegantengan mereka sanggup untuk membuat para wanita jatuh hati, apakah hal sama akan berlaku kepada para pemain-pemain lawan? Think twice deh mendingan. Di satu sisi, skor 8-0 yang kemarin mereka raih memang tidak lepas dari “kepolosan” para pemain muda yang ingin terus menerus mencetak gol. Tapi di sisi lain, dengan umur yang masih muda dan (mungkin) belum berpengalaman, akan sangat sulit bagi mereka ketika menghadapi kondisi-kondisi tertekan.
3. Last Thursday Night? Hahaha
Sebagai juara bertahan UEFA Champions League pertama yang gagal lolos dari babak 32 besar, Chelsea mendapat kehormatan besar bermain di Europa League. Tunggu! Jangan anda anggap ini sebagai bahan ejekan dulu. Bagi saya pribadi, Europa League bukanlah kasta rendah. Coba anda lihat isi tim nya. Fenerbache, FC Internazionale, Zenit St. Petersburg, Girondins Bordeaux, Bayer 04 Leverkusen, SL Benfica, Newcastle United, Atletico Madrid, Ajax Amsterdam, SS Lazio, Tottenham Hotspur, Olympique Lyonnais, SSC Napoli, dan (kalau anda mau memasukkan) Liverpool FC. Jadi tidak ada alasan bagi saya untuk mengatakan bahwa kejuaraan ini adalah kejuaraan papan bawah. Tim-tim yang ada adalah tim papan atas di liganya masing-masing. Lalu belum lagi dengan kondisi bahwa pertandingan akan digelar pada hari kamis malam. Tentu hal ini berpengaruh besar pada masa pemulihan yang lebih singkat untuk menghadapi Barclays Premier League.
4. Roman Rules!
Siapa yang tidak mengenal Roman Abramovich? Taipan Russia yang membeli Chelsea pada tahun 2003 ini telah memberikan pengaruh besar baik kepada The Blues maupun persepakbolaan dunia. Uang yang mengalir deras ke kas Chelsea membuat mereka dapat dengan mudah membeli pemain yang mereka inginkan. Semenjak Roman menjadi pemilik klub yang bermarkas di Stamford Bridge ini, mereka menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Terakhir, gelar UEFA Champions League sukses “diperebutkan” oleh Frank Lampard dan John Terry. Tapi dibawah kendalinya, sudah ada lima pelatih dan dua caretaker dipecat. Sungguh pekerjaan berat untuk dapat memuaskan seorang Roman Abramovich. Yang paling “kontoversial” adalah pemecatan Roberto Di Matteo dan digantikan oleh Rafael Benitez. Nah melihat hobi Roman tersebut, saya tidak tahu bagaimana masa depan pelayan gendut asal Spanyol tersebut.Segala kejutan special khas Chelski selalu bisa terjadi setiap saat.
5. Manchester Bersaudara
Sudahlah, anda yang mengaku sebagai “die-hard” United maupun City tak perlu mengkritik judul diatas. Memang sudah sewajarnya kakak-beradik saling bertengkar. Tapi anda tetap tidak bisa mengingkari kenyataan bahwa mereka “bersaudara”. Nah kedua tim asal Manchester ini adalah bahaya paling nyata bagi Chelsea untuk meraih gelar Barclays Premier League saat ini. Bagaimana tidak? Baik Man United maupun Man City memang sedang berada diatas The Blues di klasemen sementara Liga Inggris. Secara kualitas, mungkin mereka bertiga memang tidak jauh berbeda. Yang membedakan mereka adalah konsistensi. Apabila Chelsea tidak mampu menyamakan level konsistensi dengan si Biru Langit dan si Setan Merah, tentu akan sangat sulit bagi mereka untuk berada di puncak klasemen pada akhir musim.
6. Arsenal, Tottenham Hotspur, Everton, West Bromwich Albion, etc.
Apabila di nomor sebelumnya saya membahas mereka yang berada diatas Chelski, maka kali ini saya membahas mereka yang berada di bawahnya. Bagi saya pribadi, kualitas persaingan Barclays Premier League musim ini memang sangat baik. Perbedaan poin yang sangat kecil membuat perebutan posisi menjadi tak dapat terduga. Chelsea sendiri tidak boleh memandang mereka sebelah mata. Tim-tim ini dapat saja menjadi batu sandungan kecil yang memberikan dampak besar. Ibarat sedang berlari kencang, sebuah batu kecil akan dapat membuat anda terguling-guling . Kurang lebih persis seperti alasan para pendukung United ketika insiden Antonio Valencia dengan Glen Johnson di Anfield beberapa bulan silam.
7. Hello Rafa
Keputusan Roman untuk memecat Roberto Di Matteo memicu kemarahan para pendukung The Blues. Apalagi si botak tersebut digantikan oleh Rafael Benitez yang menjadi salah satu manajer paling dibenci oleh publik Stamford Bridge. Tapi setelah melihat permainan mereka melawan Aston Villa, saya rasa benih-benih cinta akan mulai muncul di hati fans Chelsea. Sebenarnya sih saya tidak terlalu mempermasalahkan seorang Rafael Benitez, tapi melihat fakta yang ada, saya lupa kapan terakhir kali ada pelatih pengganti di tengah jalan lalu berhasil meraih gelar juara Barclays Premier League. Simple.
8. Belajarlah Dari Pengalaman!
Sebuah pembelian di musim dingin dapat memberikan pengaruh yang sangat vital pada perkembangan sebuah tim. Dan saya yakin banyak dari anda fans Chelsea yang mengharapkan kedatangan seorang striker lagi untuk menemani Fernando Torres. Tapi sebelum itu, saya harus katakan bahwa sebaiknya manajemen The Blues belajar dari pengalaman. Di keadaan keuangan dunia yang sedang dilanda krisis, lebih baik mereka jangan lagi menghabiskan 50 juta Poundsterling untuk membeli seorang striker yang ternyata tidak sesuai dengan harganya.
9. Masih Ada Tiga Lagi Kok
Membagi konsentrasi ke empat kompetisi sekaligus tentu bukan hal yang mudah. Recovery dan rotasi pemain menjadi dua hal kunci untuk dapat berbicara banyak di semua ajang yang diikuti. Menurut saya pribadi sih Chelsea akan lebih memilih ajang-ajang lain dibandingkan Barclays Premier League. Jadi bukan tidak mungkin mereka akan sedikit mengorbankan BPL. Kurang lebih persis seperti yang dilakukan Carlo Ancelotti ketika melatih AC Milan di tahun 2007. Meskipun saya juga tidak bisa menebak apakah itu Capital One Cup, FA Cup, atau Europa League.
10. Lamps and JT
Tolong seseorang hentikan keputusan Chelsea untuk melepas kedua pemain ini. Jujur, saya bukan pendukung Chelsea. Tapi bagaimanapun, saya mengerti bahwa pengalaman dan skill yang mereka miliki masih akan sangat berguna bagi The Blues. Terlebih lagi mereka memiliki karisma yang sulit untuk digantikan. Apabila Frank Lampard dan John Terry benar-benar dilepas, tentu akan sangat mengurangi daya tempur Roman Empire. Frank Lampard selalu dapat menunjukkan kelasnya dalam mengontrol lapangan tengah setiap kali mereka bermain. Sedangkan Terry, skill nya dalam menjaga pertahanan sangat berjalan lurus dengan skill nya merayu istri temannya. Legend!
sumber
No comments:
Post a Comment