Tuesday, 26 February 2013

10 Kecelakaan yang Terjadi di Arena Balap

Dunia Balap adalah olah raga yang penuh dengan resiko, banyak sekali resiko yang selalu dapat terjadi di dalam dunia balap.

Berikut 10 Kecelakaan yang terjadi di arena Balap ;

 

1.Ayrton Senna (Formula 1, 1994)

Pebalap ini punya nama lengkap Ayrton Senna da Silva. Pria ini merupakan pebalap paling tersohor di masanya. Ia 3 kali jadi jawara kejuaraan Formula 1. Sebuah polling tahun 2009 atas para pembalap Formula 1, para kru, dan pekerja menyebut Senna sebagai pebalap terbesar di arena Formula 1. Musim balap tahun 1994 merupakan tahun yang tak terlalu baik bagi Senna. Meski memegang pole position di 2 seri balap pertama, Senna gagal di seri balap kedua. Ia memimpin balapan di sirkuit Imola Grand Prix San Marino setelah pebalap lain menyupir mobil dengan kikuk akibat kematian Roland Ratzenberger di sirkuit yang sama sehari sebelumnya. Tapi, Senna kemudian kehilangan kendali. Mobilnya keluar jalur dan menabrak dinding pembatas dengan kecepatan 135 mil per jam. Kemudinya menghujam helm-nya membuat tulangnya patah. Ironisnya, tim penyelamat menemukan bendera Austria tergulung di mobilnya. Senna berencana mengibarkan bendera itu untuk menghormati Ratzenberger. Saat pemakaman, rival Senna, Alain Prost hadir bersama 3 juta warga Brasil. Pemerintah Brasil bahkan menetapkan 3 hari berkabung nasional atas kematian Senna yang tragis.

2.Dale Earnhardt (NASCAR, 2001)


Dale Earnhardt disuka sekaligus dibenci banyak orang. Pria yang mempunyai Julukan “The Intimidator” ini dipercaya akan melakukan apa saja demi memenangi balapan, termasuk mengintimidasi pebalap lain. Namun, tak diragukan, Earnhardt pebalap NASCAR paling sukses dengan rekor 76 juara lomba dan 7 kali gelar kejuaraan sepanjang kariernya yang penuh persaingan sengit. Saat lomba Daytona 500 pada tahun 2001, Earnhardt memulai lomba dengan percaya diri dan rileks. Earnhardt memimpin lomba membelakangi pebalap lain. Hingga, saat tiga putaran terakhir terjadi tabrakan beruntun. Entah kenapa, mobil Earnhardt berbelok. Bagian kiri belakang mobilnya menyentuh mobil lain. Saat itu, mobil Earnhardt kehilangan kendali. Mobilnya kemudian ditabrak tepat di pintu kemudi, membuatnya membentur dinding pembatas dengan hidung mobil duluan yang menghantam. Dengan kecepatan 160 mil per jam tabrakan itu berakibat fatal. Earnhardt dinyatakan meninggal sehari setelah lomba.

3. Pierre Levegh (Le Mans, 1955)

Pierre Lavegh, aslinya seorang supir pabrik Mercedes-Benz, memimpin balap mobil Le Mans sehari penuh pada 1955. Mendadak, sebuah mobil lain melambat menghalangi jalurnya. Mobil Levegh tak bisa menghindari tabrakan. Tabrakan terjadi begitu dahsyat. Mobil Levegh melenting ke udara jatuh ke dekat penonton. Sebagian reruntuhannya menimpa penonton. Tanki bahan bakar yang penuh kemudian memicu api berkobar. Akibatnya, tak hanya mobil yang terbakar, melainkan juga penonton. Di hari naas itu, 11 Juni 1955, Levegh tewas bersama 83 penonton lain, serta 120 orang lainnya luka. Tragedi balapan Le Mans tahun 1955 itu disebut-sebut  kecelakaan yang nyaris mematikan olah raga balapan. Mercedes-Benz tak ikut kerjuaraan balap hingga pertengahan tahun 1980-an. Akibat kejadian itu, pemerintah Jerman, Perancis, Swiss, Spanyol, Spanyol, dan sejumlah negara lain melarang kejuaraan balap hingga keamanan ditingkatkan. Banyak perubahan yang dilakukan usai kecelakaan itu seperti penggunaan sabuk keselamatan.

4. Bruce McLaren (Formula 1, 1970)

Meski ia tak pernah memenangi kejuaraan Formula 1 sekalipun, pebalap asli Selandia Baru ini nama yang berpengaruh di jagat balap mobil. Dia mendirikan Bruce McLaren Motor Racing Ltd. Pada tahun 1963, tim balap yang hingga kini masih ada dengan nama Team McLaren. Dia meninggal pada tahun 1970 saat mobil Can-Am-nya mengalami tabrakan di sirkuit Goodwood, Inggris. Saat itu ia tengah menguji mobilnya yang kemudian tak terkendali saat kecepatan tinggi hingga menabrak bunker flag station.

5. Joe Weatherly (NASCAR, 1964)

Pebalap Joe Weatherly dikenal sebagai “The Clown Prince of Racing—Pangeran Badut Arena Balap” karena 3 alasan.
1) Dia pernah latihan pakai kostum Peter Pan
2) dia suka mengolok-olok pebalap lain, dan
3) dia pesta semalam suntuk dengan pebalap lain.
Meski nyentrik dan berperilaku seperti badut, Weatherly seorang pebalap jempolan. Selama 12 tahun kariernya di lomba balap NASCAR, Weatherly menang lomba 25 kali berturut-turut. Namun, pada 19 Januari 1964, Weatherly tewas di putaran ke-5 kejuaraan balap 1964 di arena Riverside International Raceway. Saat tabrakan, kepalanya membentur dinding pembatas, dan ia mati seketika.
6. Eddie Sachs (Indianapolis Racing, 1964)
Serupa Joe Weatherly, pebalap Eddie Sachs juga tak kalah nyentrik. Ia balapan dengan potongan buah lemon terlilit di lehernya (untuk alasan, hanya ia yang tahu). Sachs menjuarai berbagai lomba balap mobil di AS dan beberapa kali menjuarai Indianapolis 500.  Kejadian naas hari itu berlangung saat seorang pebalap baru, Dave McDonald kehilangan kendali di lap ke-2. Mobilnya tergelincir dan membentur dinding, memicu ledakan akibat percikan api pada bensin. Mobil MacDonald yang terbakar kemudian kembali ke jalur. Saat itulah, mobil Sachs tak bisa menghindari tabrakan dan memicu ledakan kedua. MacDonald dan Sachs tewas dalam kecelakaan itu.

7. Dan Wheldon (Indy 300, 2011)

Pebalap Inggris Dan Wheldon meninggal dunia setelah mobilnya mengalami kecelakaan maut di sirkuit Las Vegas Motor Speedway, Las Vegas, AS, Minggu, 16 Oktober silam.  Wheldon terlibat pada kecelakaan melibatkan 15 mobil di lap ketigabelas, mobil balap Townsend Bell yang dikemudikanya melayang ke atas dan hancur berantakan di lintasan sirkuit akibat tabrakan hebat dengan beberapa mobil balap lain. Upaya menyelamatkan jiwanya dengan menerbangkan dengan helikopter ke rumah sakit University Medical Center di Las Vegas gagal, Wheldon diumumkan meninggal dunia akibat luka parah beberapa saat setelah tiba di rumah sakit.  Prestasi Wheldon selama hidupnya menjadi juara Indianapolis 500 dua kali, 2005 dan 2011 tepat pada ulang tahun lomba Indy 500 yang ke-100. Wheldon juga menjadi juara umum Indy Car Championship Series 2005.

8. Mark Donohue (Formula 1, 1975)


“Captain Nice” demikian julukan bagi Mark Donohue. Ia dikenal lewat kejuaraan balap Can-Am Championship tahun 1973 saat ia memenangi semua seri balapan hingga ia dijuluki “The Can-Am Killer”. Tak hanya itu, pengalaman balapnya merentang mulai dari menjuarai Indianapolis 500 (1972), menang balap NASCAR di Riverside dan berlomba untuk tim Penske Racing di Formula 1. Namun, di tengah musim balap Formula 1 tahun 1975, saat berlatih sebelum lomba seri balap Grand Prix Austria, Donohue mobil yang dikemudikannya mengalami kecelakaan akibat gagal ban. Mobilnya meluncur bebas ke pagar pembatas. Kepalanya membentur ke kayu papan iklan. Donohue mengeluh sakit kepala dan kemudian keadaannya makin memburuk. Ia dilarikan ke rumah sakit esok harinya, mengalami koma, dan kemudian meninggal.

9. Roland Ratzenberger (Formula 1, 1994)


Tragedi kecelakaan yang merenggut nyawa Roland Ratzenberger kurang diperhatikan setelah sehari kemudian, pebalap Ayrton Senna juga meninggal di arena balap yang sama, sirukit Imola di San Marino, Italia. Ratzenberger meninggal akibat kecelakaan saat babak kualifikasi di Imola. Saat itu, mobilnya mengalami kerusakan sebelum lap terakhir, tapi Ratzenberger memilih meneruskan lomba demi memastikan posisinya di lomba. Namun, ia tak bisa mengendalikan laju mobilnya saat sayap depan mobilnya rusak. Alhasil, ia gagal melaju di tikungan dan mobilnya menghantam dinding pembatas dengan kecepatan 195 mil per jam. Esok harinya, di sirkuit yang sama, Senna meninggal. Pemakaman Ratzenberger dihadiri Presiden Formula 1 Max Mosley yang kemudian mengatakan, “Roland dilupakan. Jadi saya datang ke pemakamannya karena semua orang datang ke pemakaman Senna. Menurut saya, pemakaman Roland sama pentingnya.”

10. Gilles Villenueve (Formula 1, 1982)

Gilles Villenueve adalah pebalap kebanggaan Kanada. Kariernya bermula di Quebec sebagai sopir truk salju dan lalu meningkat jadi pebalap Formula Atlantic. Ia memenangi kejuaraan Formula Atlantic di Kanada dan AS pada 1976, dan langsung ditawari jadi pebalap tim McLaren tahun 1977. Ia kemudian pindah ke tim Ferrari pada 1978 dan selama kariernya yang singkat, ia memenangi 6 seri balap dan menjadi juara dua selama kompetisi. Pada 1982, Villenueve melakukan kualifikasi untuk Grand Prix Belgia di sirkuit Zolder saat ia menabrak sebuah mobil yang melambat dan membuat mobilnya melenting kencang dengan kecepatan 120 hingga 140 mil per jam. Mobilnya lalu menghujam dan terguling-guling. Villenueve terlempar dan tersangkut di pagar. Sebuah sirkuit di Kanada, Ile Notre-Dame Montreal mengubah namanya jadi sirkuit Gilles Villenueve setelah insiden itu sebagai tanda penghormatan.

No comments:

Post a Comment